ANTIOKSIDAN
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi.
Zat ini secara nyata mampu
memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah
teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel
dari efek berbahaya radikal bebas
oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal
dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal
lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki
elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam
makromolekul biologi] Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang
sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik] Kondisi oksidasi
dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA,
kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan
sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik
Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada
tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.
Antioksidan yang banyak ditemukan pada Hal penting mengenai antioksidan
Antioksidan diharapkan
aman dalam penggunaan atau tidak toksik, efektif pada konsentrasi rendah
(0,01-0,02%), tersedia dengan harga cukup terjangkau, dan tahan terhadap proses
pengolahan produk Antioksidan penting dalam melawan radikal bebas, tetapi dalam
kapasitas berlebih menyebabkan kerusakan sel.
bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid
Sumber antioksidan
Berdasarkan asalnya, antioksidan
terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar
tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup mampu
mengatasi stres oksidatif yang berlebihan.Stres oksidatif merupakan keadaan
saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena itu,
diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya
Penggolongan
Antioksidan berdasarkan sumbernya
Ada
dua macam antioksidan berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan alami dan
antioksidan sintetik .
Antioksidan
alami
Antioksidan
alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang lebih baik dan
manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan, kesehatan dan
kosmetik.
Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan
berkayu. Metabolit sekunder dalam tumbuhan yang berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, steroid/
triterpenoid. Quezada et al. (2004) menyatakan bahwa fraksi alkaloid pada daun “Peumus boldus”
dapat berperan sebagai antioksidan. Zin “et al”. (2002) menyatakan bahwa
golongan senyawa yang aktif sebagai antioksidan pada batang, buah, dan daun
mengkudu berasal dari golongan flavonoid. Gingseng yang berperan sebagai
antioksidan, antidiabetes, antihepatitis, antistres, dan antineoplastik, mengandung saponin glikosida (steroid glikosida). Uji
aktivitas antioksidan yang dilakukan pada daun “Ipomea pescaprae” menunjukkan
keberadaan senyawa kuinon, kumarin, dan furanokumarin. Tanin yang banyak terdapat pada teh dipercaya memiliki
aktivitas antioksidan yang tinggi. Sementara itu, Iwalokum “et
al”.(2007)menyatakan bahwa “Pleurotus ostreatus” yang mengandung triterpenoid,
tanin, dan sterois glikosida dapat berperan sebagai antioksidan dan antimikrob.
Sumber
antioksidan
Berdasarkan
mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan primer yang
dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil
, dan antioksidan sekunder
atau antioksidan preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi rantai serta antioksidan tersier.
Mekanisme kerja antioksidan selular menurut Ong et al. (1995) antara lain,
antioksidan yang berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas, atau
oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis oksigen reaktif; mengubah jenis
oksigen rekatif menjadi kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen
reaktif; dan memperbaiki kerusakan yang timbul.
Antioksidan
primer
Antioksidan
primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai dan
mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Contoh
antioksidan primer, ialah enzim superoksida
dimustase (SOD), katalase, dan glutation dimustase.
Antioksidan Sekunder
Antioksidan
sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi
berantai.
Antioksidan Tersier
Antioksidan
tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh
radikal bebas.
Contohnya
yaitu enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksida
reduktase.
Metode pengujian antioksidan
Beberapa metode uji yang
digunakan untuk melihat aktivitas antioksidan .
Metode
DPPH
Salah
satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan adalah metode
DPPH.Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal
bebas dengan mendonorkan
atom hidrogen. Perubahan
warna ungu DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas
senyawa antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai
pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini
dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C.
Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan
1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah
reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan , misalnya
troloks, yang mengubahnya menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin.
Metode CR
Larutan Ce(IV) sulfat yang diberikan pada sampel akan menyerang
senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dapat berperan sebagai pemindah elektron, maka perusakan
struktur oleh elektron reaktif yang berasal dari oksidator
kuat seperti Ce(IV) tidak terjadi. Metode ini berdasarkan spektrofotometri yang pengukurannya dilakukan
pada panjang
gelombang 320 nm. Panjang gelombang ini digunakan untuk mengukur
Ce(IV) yang tidak bereaksi dengan kuersetin
dan senyawa flavonoid lain.Kapasitas
reduksi Ce(IV) pada sampel dapat diukur konsentrasi
dan pH larutan yang sesuai membuat Ce (IV) hanya mengoksidasi antioksidan , dan
bukan senyawa organik lain yang mungkin teroksidasi. Hal ini membuat penentuan
panjang gelombang maksimum dan nilai pH larutan penting untuk diketahui dan
dijaga selama pengukuran agar tidak terjadi pergeseran panjang gelombang selama
pengukuran.
Catatan
tambahan
Antioksidan
digunakan luas sebagai bahan kandungan suplemen makanan dengan
harapan dapat membantu menjaga kesehatan dan mencegah penyakit-penyakit seperti
kanker dan sakit
jantung koroner. Walaupun
kajian awal mensugestikan bahwa suplemen antioksidan mungkin dapat meningkatkan
kesehatan, uji klinis lebih lanjut dalam
skala besar tidak berhasil mendeteksi adanya keuntungan-keuntungan tersebut.
Sebaliknya, asupan suplemen yang berlebihan malah dapat membahayakan tubuh.
Selain itu, senyawa-senyawa antioksidan juga digunakan secara luas untuk
keperluan industri,
misalnya sebagai zat pengawet makanan
dan kosmetik
No comments:
Post a Comment