NARSIS BARENG-BARENG

NARSIS BARENG-BARENG

Tuesday, 23 April 2013


REMIDI MATEMATIKA UTS II KELAS 7
1.     K = {himpunan bilangan asli yang tidak lebih dari 7}
L = {himpunan bilangan asli ganjil yang tidak lebih dari 7}.
K ∩ L adalah …
a.  {0, 1, 3, 5}                                                                      c.  {1, 2, 3, 5, 7}
b.  {0, 1, 3, 5, 7}                                                                  d.  {1, 3, 5, 7
2.     Jika S = {1, 2, 3, . . . . , 10} dan A = {2, 4, 6, 8}, maka komplemen A′ adalah …
a.     {1, 3, 5, 7, 9, 10}                                                           c.   {2, 4, 6, 8}
b.    {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}                                            d.   {1, 3, 5, 7, 9}

3. Anggotahimpunan A U B U C adalah……………
a. (0, 2, 3, 6, 8. 9. 10. 11. 13. 14)                c.  (3. 8. 11)
b. (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15)                d.  (1, 4, 5, 7, 12, 13, 5)










4. Dari sekelompok anak terdapat 15 anak suka catur, 12 anak gemar  hiking, dan 10 anak gemar keduanya. Banyak anak dalam kelompok tersebut adalah…………..
     a.  17  anak c.  27 anak
     b   25  anak d.  37  anak

5.     Pak Zainal memiliki sebidang tanah berbentuk persegi yang mempunyai ukuran panjang dan lebarnya 24 cm. Pak Zainal ingin menjual tanahnya seharga Rp. 150.000 per meter. Harga tanah seluruhnya adalah …
a.     Rp. 100.000.000                                                c.   Rp. 100.200.000
b.    Rp. 98.400.000                                                  d.   Rp. 92. 800.000

6.     Sebuah belah ketupat diketahui luasnya 180 cm². Jika panjang salah satu diagonalnya 24 cm. Berapa panjang diagonal yang lain …
a.   15                                 b.   20                                       c.   25                                       d.   30 

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT
1.     Pada bangun jajargenjang PQRS di samping. Tentukan:
                                                           a.   luas jajargenjang PQRS ?
                                                            b.   nilai x° ?


      2.      Pada gambar disamping, luas ABC = 40 cm2 dan panjang CD  8 cm.
      Jika panjang FE = 5 cm, hitunglah luas ABF.































Monday, 22 April 2013




REMIDI UTS II  BIOLOGI KLS. 7
1. Bagaimana pengaruh aktivitas pengurai terhadap ketersediaan hara bagi produsen?

2. Sebuah kotak kaca diisi air dan di dalamnya dimasukkan kerikil, pasir, dan batu. Apakah kotak kaca itu bisa disebut dengan ekosistem? Jelaskan jawaban kalian.

3. Mengapa semua tumbuhan hijau disebut produsen?

4. Sebutkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga keanekaragaman makhluk hidup tetap lestari.

5. Bagaimana dekomposer memperoleh energi?

6. Apakah yang terjadi jika cacing tanah yang hidup di dalam tanah punah?

7. Apa yang terjadi jika di bumi ini tidak mendapat sinar matahari?

8. Mengapa produsen merupakan dasar suatu piramida makanan?

9. Kapan sebuah rantai makanan dikatakan seimbang?

10. Jelaskan akibat penggunaan pupuk secara berlebihan terhadap perairan di sekitarnya.

11. Bagaimana suatu zat dikategorikan sebagai polutan?

12. Usaha-usaha apa saja yang diperlukan untukmenjaga kelestarian hutan?

13. Bagaimana cara mengatasi pencemaran air oleh limbah rumah tangga?

14. Mengapa di kota-kota besar perlu dibuat taman-taman kota? Jelaskan

15. Bolehkah sampah plastik ditimbun di dalam tanah? Jika tidak boleh, bagaimana cara
mengatasi sampah plastik ini?






















Monday, 11 March 2013

BENTUK DAUN



Keterangan gambar:
1. Bentuk daun jantung (cordatus)
Bentuk daun jantung memiliki ciri bentuk bulat telur dengan bagian pangkal daun berlekuk.
2. Bentuk daun jorong (ovalis atau ellipticus)
Bentuk daun jorong memiliki perbandingan panjang dan lebar 1½-2:1.
3. Bentuk daun garis (linearis)
Bentuk daun garis memiliki penampang melintang pipih dan bentangan daun yang panjang.
4. Bentuk daun bulat atau bundar (orbicularis)
Bentuk daun bulat atau bundar memiliki perbandingan panjang dan lebar 1:1.
5. Bentuk daun perisai (peltatus)
Bentuk daun perisai memiliki ciri tangkai daun menempel pada bagian tengah helaian daun.
6. Daun majemuk menjari (palmatus atau digitatus)
Daun majemuk dengan anak daun tersusun memencar pada ujung ibu tangkai daun.
7. Daun majemuk menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus)
Daun majemuk dengan anak daun yang berukuran kecil berselang-seling dengan anak daun yang berukuran besar.
8. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)
Daun majemuk dengan anak daun yang berpasang-pasangan di kanan dan kiri ibu tulang daun.
9. Bentuk daun jantung sunsang (obcordatus)
Bentuk daun yang memiliki bentuk jantung dengan bagian lancip menempel pada tangkai daun.
10. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)
Bentuk daun majemuk dengan dengan jumlah anak daun gasal, dengan satu anak daun terletak di bagian ujung ibu tulang daun.
11. Bentuk daun delta (deltoideus)
Bentuk daun yang memiliki tiga bagian sisi yang hampir sama.
12. Daun dengan tulang daun melengkung (cervinervis)
Daun yang memiliki beberapa tulang daun dengan: satu tulang daun besar terletak di tengah sedang beberapa tulang daun yang lain mengikuti arah tepi daun.
13. Bentuk daun anak panah (sagittatus)
Bentuk daun dengan ujung yang tajam dengan bagian pangkal berlekuk dengan sudut yang lancip.
14. Bentuk daun bulat telur (ovatus)
Bentuk daun seperti bulat telur.
15. Daun bertoreh tidak merdeka (bercangap menyirip)
Daun dengan torehan kurang lebih setengah panjang tulang daun dengan tulang daun menyirip.
16. Daun bertoreh merdeka (bergerigi/serratus)
Daun bertoreh yang tidak merubah bentuk dasar daun dengan bagian sudut dalam (angulus) lancip dan sudut luar/lekukan (sinus) juga lancip.
17. Daun bertoreh tidak merdeka (berbagi menjari)
Daun dengan torehan melebihi setengah panjang tulang daun dengan tulang daun menjari. 



BENTUK UJUNG DAUN
Keterangan : A. meruncing                        F. membulat
                       B. runcing                             G. rompang
                       C. tumpul runcing                 H. tumpul terbelah
                       D. rompang runcing              I. tumpul terbelah
                       E. tumpul



TEPI DAUN


Keterangan : 

1. RATA         7.  BEROMBAK 13. BERGERIGI HALUS
2. RATA         8.  BEROMBAK 14. BERGERIGI GANDA
3. BEROMBAK         9.  BERGIRI 15. BERLEKUK RUNCING
4. BERGERIGI GANDA 10. BERLEKUK 16. BERLEKUK TUMPUL
5. BERGIRI KASAR 11. BERGERIGI HALUS
6. BERGERIGI HALUS 12. BERGERIGI KASAR



PANGKAL DAUN

Keterangan :  A.  runcing                  E.  rata
                        B.  tumpul                   F.  berlekuk
                        C.  membulat              G.  tumpul
                        D.  tumpul                   H.  berlekuk






Thursday, 21 February 2013


Laut dalam adalah salah satu tempat yang tidak sembarang orang bisa menjelajahinya. Tekanan yang sangat besar tidak memungkinkan manusia untuk mencapainya tanpa peralatan khusus, sehingga kehidupan di dalam sini begitu menjadi misteri. Namun, dari tempat tersebut masih terdapat mahluk-mahluk yang mampu bertahan di dalam tekanan yang ekstrem kuat dan tanpa cahaya matahari karena saking dalamnya. Berikut foto-foto ikan-ikan laut dalam yang menyeramkan tersebut :





Tuesday, 19 February 2013

ZAT ADITIF SINTETIS/BUATAN


ANTIOKSIDAN
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi.

Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi] Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik] Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada Hal penting mengenai antioksidan

Antioksidan diharapkan aman dalam penggunaan atau tidak toksik, efektif pada konsentrasi rendah (0,01-0,02%), tersedia dengan harga cukup terjangkau, dan tahan terhadap proses pengolahan produk Antioksidan penting dalam melawan radikal bebas, tetapi dalam kapasitas berlebih menyebabkan kerusakan sel.
bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid

Sumber antioksidan

Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan.Stres oksidatif merupakan keadaan saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya
Penggolongan Antioksidan berdasarkan sumbernya
Ada dua macam antioksidan berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik .

Antioksidan alami
Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang lebih baik dan manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan, kesehatan dan kosmetik. Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. Metabolit sekunder dalam tumbuhan yang berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, steroid/ triterpenoid. Quezada et al. (2004) menyatakan bahwa fraksi alkaloid pada daun “Peumus boldus” dapat berperan sebagai antioksidan. Zin “et al”. (2002) menyatakan bahwa golongan senyawa yang aktif sebagai antioksidan pada batang, buah, dan daun mengkudu berasal dari golongan flavonoid. Gingseng yang berperan sebagai antioksidan, antidiabetes, antihepatitis, antistres, dan antineoplastik, mengandung saponin glikosida (steroid glikosida). Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan pada daun “Ipomea pescaprae” menunjukkan keberadaan senyawa kuinon, kumarin, dan furanokumarin. Tanin yang banyak terdapat pada teh dipercaya memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Sementara itu, Iwalokum “et al”.(2007)menyatakan bahwa “Pleurotus ostreatus” yang mengandung triterpenoid, tanin, dan sterois glikosida dapat berperan sebagai antioksidan dan antimikrob.

Sumber antioksidan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan primer yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil , dan antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi rantai serta antioksidan tersier. Mekanisme kerja antioksidan selular menurut Ong et al. (1995) antara lain, antioksidan yang berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas, atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis oksigen reaktif; mengubah jenis oksigen rekatif menjadi kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki kerusakan yang timbul.

Antioksidan primer
Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Contoh antioksidan primer, ialah enzim superoksida dimustase (SOD), katalase, dan glutation dimustase.

 Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi berantai.
Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, Vitamin C, dan β-karoten.

 Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Contohnya yaitu enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksida reduktase.
Metode pengujian antioksidan

Beberapa metode uji yang digunakan untuk melihat aktivitas antioksidan .
Metode DPPH
Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan adalah metode DPPH.Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna ungu DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan , misalnya troloks, yang mengubahnya menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin.

Metode CR
Larutan Ce(IV) sulfat yang diberikan pada sampel akan menyerang senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dapat berperan sebagai pemindah elektron, maka perusakan struktur oleh elektron reaktif yang berasal dari oksidator kuat seperti Ce(IV) tidak terjadi. Metode ini berdasarkan spektrofotometri yang pengukurannya dilakukan pada panjang gelombang 320 nm. Panjang gelombang ini digunakan untuk mengukur Ce(IV) yang tidak bereaksi dengan kuersetin dan senyawa flavonoid lain.Kapasitas reduksi Ce(IV) pada sampel dapat diukur konsentrasi dan pH larutan yang sesuai membuat Ce (IV) hanya mengoksidasi antioksidan , dan bukan senyawa organik lain yang mungkin teroksidasi. Hal ini membuat penentuan panjang gelombang maksimum dan nilai pH larutan penting untuk diketahui dan dijaga selama pengukuran agar tidak terjadi pergeseran panjang gelombang selama pengukuran.



Catatan tambahan
Antioksidan digunakan luas sebagai bahan kandungan suplemen makanan dengan harapan dapat membantu menjaga kesehatan dan mencegah penyakit-penyakit seperti kanker dan sakit jantung koroner. Walaupun kajian awal mensugestikan bahwa suplemen antioksidan mungkin dapat meningkatkan kesehatan, uji klinis lebih lanjut dalam skala besar tidak berhasil mendeteksi adanya keuntungan-keuntungan tersebut. Sebaliknya, asupan suplemen yang berlebihan malah dapat membahayakan tubuh. Selain itu, senyawa-senyawa antioksidan juga digunakan secara luas untuk keperluan industri, misalnya sebagai zat pengawet makanan dan kosmetik